15.9.10

Saigon, kota yang indah dengan motornya

20.00

Begitu menginjakkan kaki di Ho Chi Minh City Airport, Vietnam pukul 8 malam, langsung udara hangat menghampiri. Berbeda dengan Jakarta yang masih terasa sejuk di malam hari, di kota ini malam hari sangat lembab dan hangat. Saya dan ketiga partner perjalanan saya pun keluar dari bandara yang tak terlalu besar ini. Kami segera mencari taksi merk VinaSun atau MeiLinh yang katanya taksi yang bisa dipercaya di sini. Setelah beberapa menit menunggu, ada bapak-bapak supir taksi yang menawarkan diri mengantar kami ke 'backpacker area' di jalan Pham Ngu Lao. Ia meminta 10 dollar untuk ongkosnya. Baiklah, berangkat!
Di jalan saya lumayan syok dengan lalu lintas kota ini. Lima kali lebih parah dibanding Jakarta! Bukan macetnya, tapi motor-motornya yang super banyak dan nyetir seenak udelnya. Saya pikir ngga ada lagi kota yang lebih hingar-bingar membahana dari Jakarta.
Setelah sampai di, kami sempat bingung bukan kepalang dan ga kerasa udah tiga kali muter di jalan yang sama! Dan ternyata oh ternyata, hostel nya tepat di depan supir tadi nganter kita! Hadoh, bahasa Inggris nya kumur-kumur sih!
Menginap di Me, Them, and Breakfast Guesthouse selama 2 malam. Alamatnya pas di tepi jalan Pham Ngu Lao depan taman. Murah dan bersih! Hanya 120.000 Rupiah/malam/2 orang!
Begitu sampai di Ho Chi Minh, rasanya 'excited' banget denger mereka bicara, haha. Sungguh sengau menyakitkan, tapi lucu!
Kami pun lapar dan memutuskan mencari makanan, dan berkeliling sebentar. Kami membeli Beef Noodle pinggir jalan dengan harga 20.000 dong (1 rupiah=2 dong) dan puas banget karena mie dan dagingnya banyak!
Kawasan Pham Ngu Lao ini terdiri dari beberapa sisi jalan yang dipenuhi oleh hostel, guesthouse, resto, kafe, travel agent, dan semua yang berbau turisme.
Esok harinya, rencana kita hanya mengunjungi beberapa museum di dalam kota, karena kami tidak menggunakan jasa travel agent untuk tur ke Chichi Tunnel ataupun menyusuri sungai Mekhong, karena menurut kami kurang menarik. Lebih baik mengunjungi beberapa tempat yang menarik di dalam kota. Kami mengunjungi War Museum (HTM=15.000 dong), Katedral Regina Pacis, taman Ho Chi Minh, dll. Semua ditempuh dengan berjalan kaki karena jarak yang tak terlalu jauh satu sama lain. Semuanya menyenangkan! Oh iya, kebetulan kami ada di sana saat perayaan hari kemerdekaan Vietnam tanggal 2 September karenanya kami banyak melihat bendera merah berbintang kuning dikibarkan di mana-mana. Bagi saya yang paling menyenangkan adalah, sepanjang jalan-jalan siang ini saya dan Keyne berkali-kali membeli es kopi vietnam yang dijual ibu-ibu pinggir jalan. Harganya 10.000 dong dan benar-benar luar biasa enak!! Kayanya ini kopi terenak yang pernah saya rasakan! Beneran deh.
Tak terasa sudah sore, kami pun memutuskan untuk belanja sedikit di Ben Tham Market yang tak jauh dari Pham Ngu Lau. Saya cuma membeli beberapa dompet dan souvenir untuk oleh-oleh. Saya akui, barang-barang jebolan sini emang keren-keren. Banyak kerajinan tangan dari kayu yang super bagus. Cuma ya, kalo menurut saya sih, barang-barang yang dijual di pasar ini mahal loh. Orang-orang di sini juga jarang senyum, tapi saya memaklumi ko, mungkin mereka masih trauma dengan perang besar 40 tahunan lalu :)
Lagi-lagi saya syok sekali karena sudah beberapa kali kami hampir tertabrak motor atau mobil! Mengerikan banget nyebrang di sini! Mobil, motor, bahkan becak kecil untuk berdagang ngga ragu untuk nerobos lampu merah dan melaju kencang walaupun ada orang nyebrang tiga meter di depannya! Fiuh!
Malamnya kami dinner di resto tak jauh dari hostel kami sekalian bertemu dengan kenalan keyne, dua cewe kuliahan, namanya lucu. Nga dan Nguyen, ;) Anaknya lucu dan baik, dan kepengen banget bisa fasih bahasa Inggris. Mereka merekomendasikan kita makanan-makanan enak dan murah di resto itu. Hanya dengan 40.000 dong kita bisa puas makan di resto itu! Sehabis makan, kita masih berkeliling kota dan menyaksikan kembang api perayaan kemerdekaan dari jalanan. Orang-orang di jalan kayanya 'excited' banget sama kembang api, padahal di Jakarta kita udah bosen liatnya! *sombong* Hahaha...
Satu hal yang menarik mengenai kota ini adalah orangnya cakep-cakep deh. Maksudnya, di pelosok mana pun, mau itu anak-anak abg, penjaga toko buku, supir bus, ataupun penjual toko, rata-rata berkulit mulus dan bersih. Cewe-cewenya pun langsing, kayanya belum pernah saya nemuin perempuan vietnam (walaupun sudah ibu2) yang badannya melar. Rata-rata cewe-cewe penjaga toko di Ben Tham Market pun masih muda, cantik, dan hobi memakai tank top dengan leher rendah. Teman-teman cowo saya jadi seneng banget belanja di pasar ini hahaha. Sepertinya mereka sangat menjaga penampilan sedari dini. Dan mereka suka sekali olahraga, baik pagi siang malam, saya selalu melihat orang jogging, main badminton kaki di taman, atau naik sepeda keliling kota. Pantesan...
Yah tapi mungkin aja ini cuma kebetulan, saya kan baru dua hari di sini hehe.

Kita pun pulang dan bersiap-siap karena besok pagi harus berangkat lagi ke Siem Reap, kota di Kamboja. Kita akan transit di Pnom Penh besok ;)